11.11.13

Kendal menjadi Tujuan Investasi Strategis


Singapura, 5 November 2013 – “Indonesia merupakan negara dengan ekspansi bisnis tercepat di Asia pada tahun ini,” ucap Thian Tai Chew dari Singapore Business Federation (SBF) dalam pidatonya di seminar yang bertajuk Investment Opportunities in Central Java Province, Indonesia. Seminar yang juga didukung penuh oleh KBRI Singapura, BKPM dan KADIN tersebut adalah wujud nyata kerjasama antara SBF, Sembcorp Development Ltd dan PT Jababeka Tbk dalam peningkatan investasi di kawasan Indonesia. “Tidak hanya Batam dan Bintan yang menjadi tujuan investor dari Singapura, Jawa Tengah kali ini juga akan segera menjadi lokasi di mana bisnis dan perekonomian dapat tumbuh dengan pesat.”    

Sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia berhasil mengalami pertumbuhan sekitar 6,23% tahun lalu serta didorong oleh investasi dan konsumsi domestik yang sangat positif. Kondisi ini, tentunya, membuat Indonesia menjadi salah satu tujuan investor yang paling menarik. Dan provinsi Jawa Tengah yang berada di sentral pulau Jawa merupakan peluang yang strategis bagi perkembangan industri yang kompetitif, terutama demi efektifitas distribusi. Melihat kesempatan ini, Sembcorp Development dan Jababeka bekerja sama membangun Kendal Industrial Park (KIP) yang merupakan kawasan mega industri terintegrasi seluas 2,700 hektar dengan standar internasional. Posisinya yang terpadu dengan pantai utara Laut Jawa serta kombinasi antara kawasan komersil dan residensi semakin mendorong investasi di berbagai sektor industri.
“Kendal Industrial Park adalah bukti nyata semakin meningkatnya kepercayaan investor-investor Singapura terhadap peluang bisnis di Indonesia,” kata Duta Besar Andri Hadi dalam pidato pembukaannya. Keberhasilan Indonesia dalam menjaga pertumbuhan ekonomi dan peningkatan berbagai proyek infrastruktur, seperti pembangunan bandara di seluruh Indonesia, merupakan komitmen pemerintah untuk meningkatkan investasi demi kemajuan yang terus stabil di masa mendatang. “Kerja sama ekonomi Indonesia – Singapura diharapkan semakin maju seringnya dengan meningkatnya konektivitas kedua negara melalui penerbangan langsung Singapura-Jakarta dan sejumlah kota lain di Indonesia, termasuk Semarang.”

Berlokasi hanya sekitar 21 km dari Semarang, ibukota Jawa Tengah, Kendal merupakan kawasan yang strategis dan mudah dijangkau. “Jumlah tenaga kerja terampil berbagai sektor yang memadai dan upah minimum yang bersaing menjadikan Kendal sangat prospektif untuk ekspansi bisnis. Kendal Industrial Park dibangun untuk menjadi sebuah solusi bagi pertumbuhan industri di Indonesia,” ucap Edmund Lai, Deputy General Manager, dari Sembcorp Development dalam presentasinya dihadapan puluhan investor dan pelaku usaha asing pada seminar tersebut. Diharapkan dengan adanya Kendal Industrial Park ini, hubungan ekonomi antara Indonesia dan Singapura dapat berkembang dengan lebih pesat.             

Gita Wirjawan: Generasi Muda Indonesia harus Siap Ubah Dunia

Singapura, 9 November 2013 – Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, secara tegas menyatakan bahwa Indonesia dengan segala potensinya harus dapat menjadi negara yang diperhitungkan oleh dunia, baik saat ini maupun di masa mendatang. Hal ini tentunya perlu didorong oleh generasi muda yang produktif, cinta tanah air serta siap menjadi pemimpin.

Pesan tersebut disampaikan dalam Indonesian Student ASEAN Conference yang mengambil lokasi di Ruang Ripta Loka, KBRI Singapura, dengan tema ‘Menggagas Posisi Indonesia sebagai Pemain Utama Kawasan ASEAN’. “Komunitas Ekonomi ASEAN 2015 sedang terus dipersiapkan untuk menjadi basis produksi, basis konsumsi serta terintegrasi dengan perekonomian dunia. Indonesia yang memegang GDP 1,5% dunia serta satu-satunya anggota ASEAN dalam G20 pastinya akan mengambil peranan yang besar,” kata Gita Wirjawan dalam presentasinya.

Acara yang digagas oleh PPI Singapura dan didukung penuh oleh KBRI Singapura ini dihadiri oleh sekitar 200 mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di luar negeri, seperti di Thailand, Malaysia Filipina dan Singapura. “Tema konferensi ini tentunya menuntut plan of action serta implementasi yang harus didukung oleh semua pihak dengan bahu membahu,” ujar Wakil Duta Besar RI, Ridwan Hassan, dalam pidato pembukaannya. “Oleh karenanya, diplomasi total yang melibatkan generasi muda dan pelajar akan memaksimalkan people-to-people contact sehingga pengaruhnya dapat dirasakan hingga ke akar rumput.”


Pada sesi terakhir konferensi, hadir pula Kepala BNP2TKI, Mohammad Jumhur Hidayat, yang berbagi mengenai sejumlah isu terkait tenaga kerja Indonesia di luar negeri. “Di tengah berbagai kesuksesan tenaga kerja kita yang bekerja di luar negeri, saya rasa masih ada beberapa kebijakan yang perlu terus dibangun. Salah satu kuncinya adalah mendorong komitmen untuk bisa mandiri dan memiliki self protection,” tutupnya dalam konferensi tersebut. 

23.10.13

Mari E. Pangestu: Indonesia Tidak Sekedar Bali



Singapura, 23 Oktober 2013 – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat adanya realisasi peningkatan investasi pariwisata sebesar USD 869,8 juta di Indonesia pada tahun 2012 atau naik 210% dibandingkan tahun sebelumnya. Dan sebagian besar investor asing tersebut berasal dari Singapura dengan angka 61,8% dari total investasi pariwisata tersebut. Data ini menunjukkan bahwa sumber investasi dunia sudah cukup terkonsentrasi di Singapura yang menjadikannya penting bagi Indonesia dalam kawasan Asia Pasifik.
Oleh karena itu, Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) berinisiatif untuk mengambil peluang tersebut dengan berpartisipasi pada Asia Pacific Tourism Destination Investment Conference (APTDI) yang diadakan di Singapura tanggal 21 – 23 Oktober 2013. Pada kesempatan tersebut, Mari E. Pangestu, Menteri Parekraf, menjadi keynote panellist yang menyampaikan isu mengenai Public Private Partnership. “Pariwisata Indonesia tidak hanya Bali, ada banyak destinasi wisata lainnya yang perlu dipromosikan dan difasilitasi lebih lanjut, seperti Lombok, Labuan Bajo dan Pulau Komodo,” ungkapnya dalam panel.
Sebelum konferensi, Kementerian Parekraf berkolaborasi dengan KBRI Singapura, BKPM dan sejumlah pihak lain mengadakan Brunch Business Meeting di Pan Pacific Hotel, Singapura. Dalam pertemuan tersebut, setidaknya ada lima pengembang pariwisata Indonesia yang bertemu dengan lima grup investor asal Singapura, seperti The Far East Singapore dan Marina Bay Serviced Residence. “Singapura sendiri merupakan salah satu kontributor utama pada sektor investasi dan pariwisata Indonesia serta berperan menjadi main hub yang sangat signifikan. Disitulah pentingnya Public and Private Partnership untuk terus dikembangkan oleh kedua negara,” jelas Deputy Chief of Mission dari KBRI Singapura, Bapak Ridwan Hassan. 

Menempati posisi kelima sebagai sumber devisa bagi Indonesia, pengembangan pariwisata sudah seharusnya menjadi prioritas ekonomi yang patut dikembangkan. Alasannya, pariwisata mempengaruhi ekonomi secara positif, menciptakan lapangan kerja baru, menjadi sumber devisa dan melibatkan sejumlah daerah di Indonesia secara langsung. “Manfaatnya berkali lipat sehingga perlu dikembangkanlah sebuah konsep Sustainable Tourism yang nantinya akan mendorong pengembangan budaya daerah Indonesia yang berkelanjutan sehingga memberikan faedah bagi komunitas-komunitas di daerah masing-masing,” kata Menteri Parekraf dalam penjelasannya. 
Pada pertemuan tersebut juga ditekankan kepada investor Singapura mengenai proyek pariwisata Indonesia yang terintegrasi, di mana saat ini fokus kepada pengembangan industri pariwisata di Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Proyek tersebut memprioritaskan infrastruktur demi terciptanya konektivitas yang dilanjutkan dengan pengembangan Sumber Daya Manusia. Keduanya sangat mendasar untuk mendorong industri pariwisata di manapun. “Ketika semuanya siap, maka tinggal bagaimana kita menyakinkan seluruh stakeholders yang terkait, termasuk pemerintah daerah dan komunitas lokal setempat,” kata Mari E. Pangestu sebelum sekaligus berkunjung ke pameran ITB Asia yang diadakan di Suntec City, Singapura dengan didampingi oleh Bapak Ridwan Hassan, Wakil Kepala Perwakilan RI di Singapura.

Eksotisme Indonesia dipamerkan di Singapura



Singapura, 21 Oktober 2013 – Untuk kesekian kalinya, KBRI Singapura berhasil meningkatkan kerjasama ekonomi melalui berbagai kegiatan promosi perdagangan. Indonesia Fair kali ini telah dibuka secara resmi oleh Dubes RI untuk Singapura pada 18 Oktober 2013 dengan mengambil lokasi di Giant Tampines Singapura. “Petani Indonesia sebagai pemasok utama buah dan sayuran berkualitas asli produk Indonesia tentunya akan merasa sangat bangga karena produk yang mereka hasilkan sudah tersedia mulai hari ini di hypermarket terbesar di Singapura,” jelas Dubes Andri Hadi dalam pidato pembukaannya.

Pameran yang mengusung tema “The Exotic Taste of Indonesia” ini merupakan hasil kerjasama antara Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Agri-Food and Veterinary Authority of Singapore (AVA), Giant dan KBRI Singapura untuk mendukung promosi, pemasaran dan investasi kedua negara di sektor agribisnis. Singapura dengan keterbatasan lahan pertanian tentunya tidak mampu memenuhi permintaan pasar lokal yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Seperti yang disebutkan oleh Deputi CEO AVA Singapore, Lee Kwong Weng, bahwa Singapura memang harus melakukan impor lebih dari 90% produk pangan yang dikonsumsinya, termasuk dari Indonesia. “Ada tiga alasan mengapa Indonesia berperan penting bagi Singapura dalam hal ini: kedekatan posisi geografis, kualitas berbagai jenis produk pertanian Indonesia dan eratnya hubungan kerjasama ekonomi kedua negara,” ungkapnya.   

Selain itu, kegiatan pameran ini juga merupakan salah satu implementasi dari enam Bilateral Economic Working Groups yang telah disepakati oleh kedua kepala negara. Dubes Andri Hadi menjelaskan bahwa pameran ini merupakan sebuah konklusi kegiatan promosi ekonomi setelah pameran di Pasir Panjang Wholesale Center di bulan Mei dan NTUC FairPrice pada bulan September 2013. Kegiatan semacam ini pastinya akan terus dilanjutkan oleh KBRI Singapura dengan kerjasama yang intesif bersama sejumlah pihak terkait. “Dibandingkan tahun 2011, jumlah ekspor buah dan sayuran dari Indonesia ke Singapura telah mengalami peningkatan sekitar 8% yang mencapai 26.504 ton,” jelas Mesah Tarigan, Direktur Pemasaran Internasional, Kementerian Pertanian RI.
Dalam kesempatan tersebut, berbagai produk unggulan buah dan sayur asli Indonesia dipamerkan secara apik dan unik, seperti Durian Lay asli Kalimantan yang berwarna Oranye, Pepaya mini, Nanas Dewa, dan Alpukat jumbo. Pameran ini berlangsung dari tanggal 18 hingga 24 Oktober 2013 dan telah menarik perhatian banyak pengunjung Giant Tampines sejak hari pertama. “Tanpa bantuan sektor privat - eksportir Indonesia, importir Singapura dan retailer, seperti Giant, kita tidak akan mampu mencapai berbagai target untuk meningkatkan impor buah dan sayuran dari Indonesia ke Singapura,” tutup Dubes Andri Hadi dalam pidatonya yang kemudian langsung dilanjutkan dengan pertunjukan Tari Merak.      

13.9.13

Sebuah (Rencana) Perubahan

Pidato Kesan dan Pesan Peserta Sekdilu
Acara Penutupan Sekdilu Angkatan XXXVII
Jumat, 13 September 2013
Gedung Pancasila, Jakarta 


Yang terhormat, Bapak Menteri Luar Negeri,

Yang terhormat, Bapak dan Ibu pejabat eselon satu dan dua di Kementerian Luar Negeri,

Para widyaiswara, Bapak dan Ibu Duta Besar Pembina. Para hadirin sekalian yang saya hormati

Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah menjadi penyelamat hidup saya dari waktu ke waktu.

Sekitar 10 tahun yang lalu, ketika saya sedang bingung menentukan cita-cita, orang tua saya mengatakan,”menjadi apapun nantinya kamu, satu hal yang patut selalu diingat, kamu harus membawa perubahan yang positif bagi lingkunganmu, bangsamu dan dunia di mana kamu berpijak.” Singkat cerita, saya kemudian memutuskan dengan penuh kesadaran untuk menjadi diplomat. Alasannya sederhana, diplomat adalah pekerjaan yang memungkinkan saya untuk mengubah bangsa ini di tengah kondisi dunia yang ada.

Setelah lulus dari Ilmu Hubungan Internasional, UPN “Veteran” Yogyakarta, pada awal 2011. Orang tua saya kembali berpesan: “Sebelum mengubah dunia, ini saatnya kamu yang berubah terlebih dahulu, banyak belajar dan bersiaplah hadapi seluruh proses yang ada, hanya ada kamu dan Tuhanmu”.

Ketika masuk dunia kerja, saya memang cukup banyak belajar dengan memulai karir sebagai jurnalis di sebuah media nasional. Namun, syukur kepada Tuhan, perubahan saya semakin nyata ketika saya memulai babak baru hidup saya di Sekolah Dinas Luar Negeri Angkatan 37, mimpi saya yang mulai mendekati nyata menjadi seorang diplomat bergaung bersama mimpi teman-teman yang serupa.

Untuk itu, saya mewakili seluruh teman-teman Sekdilu 37 mengucapkan terima kasih kepada Bapak Duta Besar Hazairin Pohan selaku Kepala Pusdiklat, Bapak Dr. Ben Perkasa Drajat sebagai Direktur Sekdilu, Bapak Muhammad Abdullah, Ibu Hartanti, Ibu Endang, Mba Vareta, Chicha, Ibu Yeti, Bapak Haryono, Bapak Herman dan seluruh staf UPT Pusdiklat yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Saya juga bersyukur dan berterima kasih kepada Bapak Dubes Pembina Sunten Manurung serta seluruh Dubes Pembina Sekdilu 37 atas bimbingannya, dan pastinya kepada seluruh teman-teman seangkatan yang amat saya cintai dan telah mau menjadi bagian dari perubahan hidup saya hingga saat ini dan terus adanya di masa depan. Percayalah, kalian jauh lebih berharga jika dibandingkan dengan ilmu substansi yang saya peroleh di Sekdilu.

Setiap proses belajar, pengalaman kita bersama di Ciawi, BAIS dan Surabaya, paduan suara Ghita Buana, kelompok tari Saman, kelas dansa, partisipasi kita menjadi panitia APEC di Medan dan berbagai acara lainnya, kesenangan kita bersama di Senayan City dan warung gorengan depan pusdiklat adalah masa yang juga turut membuat saya bisa tersenyum bangga dan bahagia sepanjang tahun ini. Memang tidak hanya tawa, kita juga mungkin menghadapi perselisihan sebagai bumbu, tapi itu tidak lain untuk menjadikan persahabatan semakin bercita rasa.

Pernah, suatu waktu ketika saya merasa begitu berat dengan berbagai beban dan keletihan ditambah dengan kewajiban taskap yang pada saat itu sangat menyita pikiran, saya terselamatkan oleh kalimat seorang kawan di Sekdilu 37, katanya: “Raka, saya memang belum tahu apa itu kunci kesuksesan, tetapi yang saya tahu dan yakini bahwa kunci kegagalan adalah ketika kita selalu berusaha menyenangkan semua orang, itu tidak akan pernah mungkin”.

Memang dalam hidup ini kita akan selalu dihadapkan dengan pilihan yang tidak mungkin kita peroleh seluruhnya. Sebagai individu dan sebagai peserta Sekdilu, kita sepenuhnya bebas memilih apakah ingin fokus dengan ambisi kita atau menjadi ambisius, bersikap rendah hati atau mementingkan diri sendiri, penuh strategi atau penuh kompetisi, bekerja optimal atau bekerja maksimal. Semuanya ada di pilihan kita masing-masing.

Namun, satu hal saya pelajari di Sekdilu bahwa menjadi diplomat tangguh dan handal untuk ditempatkan di garda terdepan Indonesia, bukanlah sebuah pilihan. Itu adalah kewajiban sekaligus anugerah yang Tuhan telah percayakan pada setiap kita untuk disyukuri dan diperjuangkan. Bukan lagi saatnya merasa diri sebagai crème de la crème, tapi bagaimana kepentingan nasional dan warga negara Indonesia kita perjuangkan semaksimal mungkin.

Sudah sepatutnya kita sebagai diplomat muda bersedia dan dengan penuh upaya untuk bekerja bagi bangsa Indonesia, di manapun kita ditempatkan. Saya yakin ini bukan hanya menjadi komitmen saya, tetapi juga komitmen seluruh teman-teman Sekdilu Angkatan 37. Karena saya percaya, di manapun kita ditempatkan nantinya, kita akan terus belajar hal baru, melalui proses kehidupan yang ada, menjadi pribadi yang lebih baik, dan akhirnya mengubah bangsa Indonesia dan dunia ini ke arah yang lebih baik, bagi kita dan generasi penerus kita.

Pada akhirnya, sebagai bentuk sumbangsih dan kerinduan kami untuk berbagi kepada masyarakat luas, Sekdilu 37 mempersembahkan sebuah buku yang berjudul “Refleksi Diplomasi Indonesia pada Abad ke-21”, yang berisi kumpulan hasil riset kami selama pendidikan, serta sebuah kumpulan tulisan yang kami beri judul “(Calon) Diplomat punya Cerita: Meniti Mimpi ke (Kementerian) Luar Negeri” yang berisi semangat, perjuangan dan seluruh harapan yang kami rasakan selama berada di Sekdilu Angkatan 37. Di samping itu, kami juga mempersembahkan suatu rangkaian gambar yang kami rangkum dalam sebuah film singkat yang berjudul “Menjadi Diplomat” dengan sisipan pesan bagi masyarakat tentang rekrutmen Kemlu yang bersih dan transparan. Kami juga sangat berterima kasih atas dukungan penuh Kementerian Luar Negeri dan Sekretariat ASEAN yang telah mengakomodasi dan memfasilitasi inisiatif kami, Sekdilu 37, untuk membumikan dan mensosialisasikan Komunitas ASEAN 2015 melalui acara 4000 Salam ASEAN di Lapangan Monas, yang akan diadakan pada hari Minggu pagi, 15 September 2013.

Bapak, Ibu dan hadirin yang terhormat, inilah kami para lulusan Sekolah Dinas Luar Negeri Angkatan 37, dengan seluruh kelebihan dan kekurangan yang masih perlu untuk terus dibimbing dan dibina. Kami siap memasuki babak baru kehidupan di Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia dengan semangat untuk terus belajar dan memberikan yang terbaik bagi bangsa ini, Indonesia tercinta.


Terima kasih.

28.4.13

Sooner or Later


Traveling to breathtaking places would be much enjoyable to spend in this summer. I personally opt 3 must-visit places not before you die, but before they are gone in the future. Whether it‘s due to high evaporation, rising sea level, melting glaciers or increasing human population, global warming rapidly alters the landscape of this Mother Earth. Climate change is a current issue we need to be concerned.

Venice, Italy

Known as “The City of Water”, Venice is enlisted as The World Heritage Site together with its lagoon. There is no city on this planet which is consisted of many islands and linked by bridges as well as separated by canals. Threatened by flood tides from the Adriatic Sea, the city has been longer sinking each year. No one can predict how long Venice able to stand above the water, but obviously rising sea level due to global warming makes it faster.


The Dead Sea

Shimmering beauty under sunshine, the Dead Sea is around 420 meters below sea level in which minerals flowing continually. Rich in minerals lets it be very prominent for health treatment and skin-care production. Although there is no exit or outlet, it is located in very dry region that causes water only lose through high evaporation of sunny weather. Considered as the world’s saltiest body of water, it is shrinking and estimated will vanish in 2050 along with ecosystem around. Further, inflow to the Sea has been decreasing because of the expanding use of water from Jordan River – the only water supplier - by higher population of Israelis, Jordanians and Palestinians.

Maldives


Located in the Indian Ocean, Maldives is formed by small islands or atolls to be precise. It is also the lowest country in this planetwith an average ground level of only 1,5 meters above sea level. Unfortunately, this beautiful country could be engulfed by the ocean as the sea currently rises around one centimeter every year. As one of the most endangered nations due to flooding, Maldives is predicted as the first underwater country if both carbon emission and global warming are not stopped soon.











15.10.12

The Teenage S.T.A.R

Sudah hampir sebulan berlalu, dan kami mulai perlahan move on ke kehidupan masing-masing yang penuh dengan deadline, target dan berbagai jenis kawanannya. Walaupun demikian, hal ini telah memberi warna sendiri dalam hidup setiap kami, pribadi lepas pribadi, dalam bentuk sebuah pengalaman bertemu, bekerja sama dan membentuk 20 anak muda. Bekerja lewat waktu yang seharusnya dialokasikan untuk menjadikan mereka bintang baru di masa depan. Investasi? Anggap saja seperti itu.


Starteen 2012, itulah yang kami kerjakan selama beberapa bulan. Sebuah ajang tahunan yang diselenggarakan oleh HighEnd Teen magazine untuk memilih brand ambassador, yang tentunya berasal dari kalangan muda sekitar 13 – 19 tahun (highendteen.com/starteen). Dimulai pada tahun 2008, ajang ini bisa dibilang merupakan batu lompatan untuk belajar sebelum terjun ke dalam dunia entertainment di masa depan. Itulah mengapa, selain good-looking, seluruh finalis dituntut memiliki bakat unik yang dapat ditampilkan dan ‘dijual’. Mulai dari menyanyi, olahraga sampai beladiri, seperti Pencak Silat.

Meskipun audisi sudah diadakan dalam sekian satuan waktu sebelumnya, 20 September adalah masa di mana seluruh pengalaman ini dimulai. Pengalaman unik yang tidak pernah terbayang akan terjadi dalam kehidupan kami. Bukan, kami bukanlah finalis. Kami berlima adalah “The Chaperones” dengan komposisi seorang Head dan empat anggota yang masing-masing mengurus 5 finalis terpilih. Dan tidak semua dari kami adalah tim redaksi khusus untuk HighEnd Teen. Menyenangkan? Hei, kisah ini belum dimulai.


Walaupun sudah terpilih menjadi TOP 20, mereka masih cukup muda dan baru dalam konteks kegemerlapan langkah berbatu menjadi sekumpulan pekerja seni yang sukses, gilang gemilang. Sebagai pendamping sekaligus daily mentor, kami tidak ingin mereka menjadi bintang yang ‘asal jadi’ tetapi bintang yang memiliki disiplin tinggi, kecerdasan mumpuni, wicaksana adiluhung (read: kebijaksanaan) sehingga masyarakat awam dapat melihat mereka seperti sejumlah “Angels” atau malaikat yang membawa kebahagiaan bagi mereka yang sedang depresi dan butuh hiburan di televisi atau di manapun. Oya, mereka pun juga harus tahan banting, minimal setegar tokoh Annisa dalam film Perempuan Berkalung Sorban besutan Hanung Bramantyo.

Tantangan dari hari kesehari selama karantina, jujur, terbayarkan dengan keakraban seluruh finalis dan tentunya kesuksesan besar pada malam Grand Final yang ditayangkan di Global TV. Ini juga bisa dibilang pengalaman kami yang pertama to handle mereka sepenuhnya di belakang panggung. Penuh ketegangan dan kericuhan yang memacu emosi dan menguras perasaan. Belum lagi kami harus tetap menjaga semangat mereka untuk tampil memukau dan konsisten di depan kamera secara langsung (read: LIVE). Satu yang tidak pernah terlupakan: 5 finalis harus ganti baju dalam waktu hanya 1 menit. Bisa terbayang bagaimana rusuhnya. Keseruan itu pun berlanjut pada satu titik bagaimana kita menampilkan yang terbaik sampai kepada penobatan, tanpa terlalu ambil pusing siapa yang menang. Itu tetap keputusan juri yang subjektif (tidak akan pernah obyektif, referring to ‘selera’).


Ya, secara pribadi dan singkat, ini pengalaman seru dan menyenangkan untuk bisa menjadi bagian darinya. Masalahnya kan tinggal bagaimana kita mengambil pelajaran dari segala sesuatu yang terjadi dalam hidup, meskipun itu tanpa pamrih apapun.

Terima kasih The Chaperones (dan yang lainnya) untuk kekompakan dan semua kerjasamanya.

Selamat untuk King and Queen Starteen 2012 dan seluruh finalis, you guys more than awesome!